12 Jan 2011

Tips Melatih Anak Berteman (2)



JADILAH TEMAN BERMAIN

Hubungan dengan saudara kandung di rumah, tambah Rostiana, juga akan mempengaruhi perilaku si kecil di luar atau dalam berteman. "Jika si kakak sering mengajak adiknya main bareng, biasanya si adik akan lebih mudah berteman dengan anak lain," katanya.

Begitu pun jika si kakak berperilaku agresif pada adiknya. Misal, si kakak sering mengolok-olok, mengejek dan mengusili adiknya. "Nah, si adik akan mengadopsi. Ia akan berlaku seperti itu juga pada teman-temannya," ujar Rostiana. Karena itu, lanjutnya, orang tua harus waspada jika hubungan anak-anaknya hanya diwarnai dengan agresivitas. "Mereka harus dicegah dan jadilah penengah di antara mereka," anjurnya. Sebab, bila sampai keterusan, si kecil bisa jadi tak populer nantinya.


Itu sebab Rostiana menegaskan betapa penting peran orang tua dalam perkembangan sosialisasi anak, baik di rumah maupun di luar. Orang tua harus melakukan pembenahan sedini mungkin bila ingin anaknya kelak memiliki penyesuaian sosial yang baik. Salah satunya dengan mengajari anak cara berteman yang baik. "Ini bisa dimulai dengan menjadikan orang tua sebagai teman main si anak," katanya.

Metode bermain bersama anak ini, menurut Rostiana, bisa dimulai sejak si kecil usia 1 tahun. "Meski fungsi orang tua bagi anak usia ini bukan sebagai teman bermain, melainkan masih sebagai pelindung, tapi anak sudah mulai bisa mencerna. Jika bapak dan ibu ikut bermain, jadi hangat," terangnya. Dari situ, tambahnya, anak akan terlatih bagaimana cara bermain dan berteman. Sehingga, saat bermain dengan teman-temannya, ia pun sudah punya bekal. Rasa percaya dirinya tumbuh.

Rostiana lantas memaparkan pengalamannya bermain bersama anak-anaknya. "Saya menjadi teman mainnya yang sejajar. Berlaku sebagai anak betulan. Jika waktunya rebutan, ya, rebutan beneran . Misal, boneka yang sedang ia pegang, saya rebut. Saya ingin tahu reaksinya bagaimana. Oleh dia direbut kembali. Ini, kan modelling . Da mencontoh saya. Dari situ saya masuk. 'Gantian, ya, Mama yang main boneka dan Adik yang lihatin .' Ini sekaligus saya mengajari dia sharing ," kisah ibu dua anak ini.

Kendati begitu, diakui Rostiana, permainan dengan orang tua, juga ada segi negatifnya. Disamping segi positifnya, yakni anak jadi mudah bermain atau menyesuaikan diri.
Segi negatifnya, anak mengidentifikasikan permainan di luar sama dengan di rumah. "Padahal, jika bermain sama orang tua, biasanya orang tua lebih banyak mengalah. Nah, ini, kan enggak terjadi kala ia bermain bersama teman-teman sebayanya. Akibatnya, anak jadi bingung," tutur Rostiana. Ini berarti, orang tua harus menjelaskan, bahwa demikianlah permainan. Ada yang dikalahkan dan ada yang menang, serta bagaimana harus sharing .

BEKAL KARAKTER MANUSIA

Lantas, kapan orang tua bisa melepaskan anak bermain sendiri? "Jika si anak bisa diterima teman-temannya," sahut Rostiana cepat. Tapi bila si kecil tak diterima, mau tak mau, orang tua harus mendampinginya. Itu pun harus dilihat dulu, apa sebab si kecil tak diterima. Bila karena si kecil menarik diri, berarti orang tua harus kasih support terus. Tapi jika disebabkan perilakunya yang agresif, maka orang tua harus mengajarinya bersosialisasi. Misal, ia harus menunggu giliran, tak pelit dengan mainannya, pentingnya memberi dan menerima, dan sebagainya. "Bila suatu ketika ia harus bertengkar pun, ajarkan bahwa kadang diperlukan juga untuk mengalah," kata Rostiana.

Yang juga penting, tambahnya, beri si kecil bekal tentang karakter manusia. Bahwa ada orang yang baik, ada yang suka mencuri, pembohong, dan lainnya. Dengan demikian, si kecil punya bekal dalam menghadapi berbagai karakter temannya.

"Tapi orang tua jangan mengajari anak untuk pilih-pilih teman, ya!" tukas Rostiana. Misal, si kecil hanya boleh main dengan anak orang kaya saja. "Lebih baik beri ia kesempatan berteman seluas-luasnya. Kecuali jika temannya memang berperilaku tak baik seperti sangat nakal atau tutur katanya kurang sopan. Arahkan dan bimbing ia agar tak salah mencari teman," katanya.

Indah Mulatsih/nakita

http://www.tabloidnova.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar